Depok | Pada akhir pekan kemarin, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok maupun Dinas Kesehatan Kota Depok tidak mengumumkan update data harian kasus Covid-19.
Hal ini berkaitan dengan proses rekonsiliasi data yang sedang ditempuh oleh Pemerintah kota Depok bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementrian Kesehatan
“Masih rekonsiliasi,” ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, pada Minggu (22/8/2021) malam, seperti dilansir dari Kompas.com
Satgas Covid 19 Kota Depok mengumumkan telah duduk bersama dengan Pemprov Jabar dan Kementerian Kesehatan untuk menyelesaikan masalah ini pada Kamis (12/8) lalu. Mereka sepakan untuk menyelesaikan hal ini hingga selasa (17/8).
Integrasi data pun dlakukan secara cepat dan tuntas melalui bridging data dengan cara replace data, dari PICODEP Kota Depok dan Pikobar Jawa Barat ke data NAR (new all records) Kementerian Kesehatan.
Namun, ternyata per Selasa itu, rekonsiliasi data belum rampung. Terlihat pada Kamis (19/8)di situs resmi Pikobar Jawa Barat menampilkan jumlah kasus aktif Covid-19, tujuh kali lipat lebih banyak dengan yang dilaporkan oleh Depok.
Meski demikian, pekan ini rekonsiliasi data itu dijanjikan sudah selesai. “(Data update Covid-19) besok (hari ini) baru akan dirilis,” kata Dadang.
Bermasalah Berbulan-bulan
Perbedaan data antara Kota Depok, Provinsi Jawa Barat dan pusat dalam hal kasus Covid 19 sudah dilaporkan sejak tahun 2020.
Masalah perbedaan data antara Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, dan Pusat dalam hal kasus Covid-19 sudah dilaporkan sejak tahun 2020. Bahkan Pemprov Jawa Barat dan Pemerintah Pusat pernah mengumumkan data kasus Covid-19 yang lebih kecil daripada yang dilaporkan Pemerintah Kota Depok.
Terakhir terjadi hal sebaliknya, seperti saat juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyebut kasus aktif Covid-19 di Depok terbanyak se-Indonesia sekitar 27.389 pasien pada Kamis (5/8/2021)
Pernyataan Wiku langsung dibantah oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, karena data pada hari yang sama dengan pengumuman Wiku, jumlah kasus aktif Covid-19 di Depok tercatat tersisa 9.519 pasien.
“Kondisi ini (kesenjangan data) sudah saya sampaikan berkali-kali kepada Satgas Pusat, bahkan dari tahun 2020,” ujar Dadang, Jumat (6/8/2021).
Kesenjangan data ini membuat pengambilan kebijakan jadi bermasalah karena tak sesuai keadaan nyata di lapangan.
“Ini menjadi masalah utama dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, padahal data adalah basis utama kebijakan dan dijadikan input perhitungan zona risiko daerah. Bagaimana zona risiko daerah bisa valid hasilnya, jika diambil dari basis data yang salah,” jelasnya.
GIPHY App Key not set. Please check settings