in

Bisnis Jasa Cetak Sertifikat Vaksin, Omset Bisa Jutaan Perhari

Contoh sertifikat Vaksin Covid. (Foto/IST)

Lebak – Maraknya sertifikat vaksin seukuran KTP menjadi syarat untuk perjalanan hingga makan di tempat menjadi lahan bisnis baru.

Salah satu usaha percetakan di Kabupaten Lebak, Banten ini bisa meraup omset jutaan rupiah perhari dari hasil cetak sertifikat vaksin tersebut.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak meminta agar masyarakat pun berhati-hati saat hendak mencetak vaksin.

“Kalau untuk kepentingan pribadi, untuk mempermudah, kemudian dicetak atau dilaminating supaya gampang dipergunakan, saya rasa tidak masalah,” kata Triatno Supiono, Kepala Dinas Kesehatan Lebak, Rabu (04/08/2021) dilansir dari kompas.com.

Triatno mengatakan, supaya lebih aman, masyarakat bisa mencetak kartu vaksin sendiri dirumah dibandingkan harus cetak ke pihak ketiga, apabila punya peralatannya sendiri.

Jika terpaksa harus mencetak kepada pihak ketiga pun tidak masalah asalkan masyarakat perlu waspada dan mengingatkan pengusaha percetakan untuk menjaga kerahasiaan data miliknya.

Sertifikat vaksin berisi data pribadi dan hanya boleh digunakan oleh orang yang sesuai dengan NIKnya sendiri.

“Jangan sampai data (pribadi) bocor ke orang lain dan disalahgunakan,” kata dia.

Omset Jutaan Rupiah dari Cetak Kartu Vaksin

Salah seorang pengusaha percetakan di Rangkasbitung, Lebak, Eru Rahman(25) mengatakan sejak 2 minggu belakangan ini permintaan cetak sertifikat vaksin sangat ramai.

Dalam satu hari, ratusan kartu sertifikat dicetak, mulai sertifikat dosis pertama maupun kedua. Sertifikat vaksin tersebut di design dan di cetak menjadi kartu yang seukuran KTP.

“Paling banyak pernah 200 kartu yang dicetak dalam sehari,” kata Eru, (4/5) dilansir dari kompas.com

Harga yang dipatok sekitar Rp. 25 ribu, lama proses percetakan satu hingga dua hari karena permintaan yang tinggi yang menyebabkan antrian cetak.

“Omzet jutaan, satu kartu kan 25.000 rupiah, dikalikan saja ratusan kartu perhari,” kata dia.

Mengenai data pencetak, ia mengakui tidak semua permintaan dia layani, karena ia melakukan cek dan ricek apakah sertifikat tersebut asli atau tidak sebelum dicetak.

“Pernah ada yang mau bayar Rp 100.000 minta buatkan kartunya, tapi dia belum vaksin, saya tolak, itu pemalsuan namanya,” kata dia.

ia menjelaskan untuk sertifikat yang sudah dicetak, datanya langsung dihapus saat itu juga untuk menjaga kerahasiaan data pemilik sertfikat vaksin.

“Untuk kerahasiaan data, langsung dihapus setelah di-print, selain itu kalau disimpan juga nanti lemot komputernya kalau banyak file yang tersimpan,” ungkapnya. (girbok/kompas)

What do you think?

100 Points
Upvote Downvote

Written by GirBok

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Aksi Protes Dinar Candy Terancam Pasal Pornoaksi dan Pornografi

Digitalisasi Pasar Beringharjo