Bogor | Struktur Ekonomi di Indonesia masih di dominasi usaha mikro, sekitar 99,9 persen pelaku UMKM, dan usaha besarnya sebesar 0,1 persen.
Hal itu disampaikannya dalam Seminar Nasional Informatika dan Aplikasinya (SNIA) ke-5 bertema “Peran Data Analytic dalam Pengambilan Keputusan Bisnis untuk Meningkatkan Ketahanan UMKM Indonesia”, Selasa (31/8/2021).
Teten mengatakan, trasnformasi digital bagi UMKM sangat penting saat ini, tidak hanya di masa pandemi tetapi di pasca pandemi.
Dalam seminar yang digelar Fakultas Sains dan Informatika Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Cimahi, secara hybrid tersebut, Teten menjelaskan, UMKM yang sudah terhubung ke sistem ekonomi baru sekitar 22 persen
Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih tertinggal jauh. Oleh karenanya transformasi digital ini menjadi salah satu strategi yang harus terus digenjot
“Target kami di tahun 2024 ada 30 juta UMKM yang terhubung ke ekosistem digital. Sampai hari ini yang terhubung baru 15,3 juta, sehingga ditargetkan 15 juta lagi bisa terhubung dalam dua tahun ke depan,” tuturnya.
Kementrian KUKM juga sudah menyiapkan 500 koperasi modern termasuk didalamnya koperasi yang sudah izin administrasi lalu menaikkan 39,5 rasio wirausaha. “Saat ini rasio wirausaha kita baru 3,4 persen masih tertinggal dari Malaysia 8,4 persen. Sementara di negara-negara maju rata rata sudah 12 persen,” pungkasnya.
Seminar yang dilaksanakan secara hybrid baik offline maupun daring (online) ini sendiri dibuka secara resmi oleh Rektor Unjani Hikmahanto Juwana. Peserta yang terlibat ada 500 yang terdiri dari akademisi, dosen, peneliti, dan mahasiswa.
Narasumber lainnya yang terlibat adalah Direktur Utama PT Telkom Indonesia Bambang P.S. Brodjonegoro, Romi Wahono dari Ilmu Komputer.Com, Iim Rusyamsi (OK OCE Indonesia), Gusti Ayu Putri dari ITB, dan Muhammad Ichsan Rahardianto dari Bukalapak.
GIPHY App Key not set. Please check settings