in

Pameran Keris Indonesia untuk Perdamaian dan Kemanusiaan Dunia

Keris Indonesia kini tidak hanya diakui sebagai warisan budaya kemanusiaan dunia, akan tetapi juga salah satu identitas yang khas dimiliki bangsa Indonesia. Bahkan lembaga kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia (UNESCO) mengakui bahwa keris Indonesia sejak dulu tidak hanya memiliki fungsi tradisional sebagai senjata, akan tetapi juga menjadi obyek spiritual.

Memperingati 17 tahun diproklamasikannya Keris Indonesia sebagai warisan kemanusiaan dunia pada 25 November 2005 di Paris oleh UNESCO, Komunitas Cinta Budaya (KCB) bekerja sama dengan Bentara Budaya Jakarta – Kompas Gramedia Grup – serta Museum Pusaka TMII, menggelar Pameran Keris Indonesia for Peace and Humanity pada 22-27 November 2022. Sebuah acara puncak Sidikara Pusaka demi perdamaian dunia “Puja Rahayuning Rat” akan khusus digelar pada 25 November 2022, demi terwujudnya harapan ketenteraman dunia yang akhir-akhir ini bergolak.

Acara Sidikara Pusaka ini dulu kala berasal dari sebuah upacara tradisional di era kejayaan Majapahit di abad ke-14 untuk ketenteraman dan kesejahteraan negara. Berbagai senjata tradisional, serta obyek-obyek budaya dipanjatkan doa pada Tuhan Yang Maha Esa demi kedamaian dunia.

Meneladani akan kearifan lokal Nusantara, upacara tradisional ini akan dipimpin oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purwohadiningrat, sesepuh budaya spiritual Keraton Surakarta. Acara seperti ini pernah dipertontonkan oleh Raja Mataram Surakarta, Paku Buwana X kepada tamunya, Sri Rama V Raja Chulalongkorn dari Thailand yang pernah tiga kali mengunjungi Jawa, pada 1871, 1898, dan 1901.

Cakrawala Mandala

Pada kesempatan Puja Rahayuning Rat, akan didoakan pula tombak Pataka berbentuk unik dan khusus dirancang serta diciptakan untuk event di Bentara Budaya ini. Tombak pataka itu berbentuk Cakra, dengan tiga arah mata tombak berupa daun sirih di paruh burung merpati. Di tengah lingkaran Cakra, ada lambang “perdamaian” yang sudah lama terkenal sejak 1958, dipopulerkan oleh Gerald Holtom (1914-1985), saat terjadi demonstrasi perlucutan senjata nuklir. Simbol perdamaian dunia itu sendiri, sebenarnya berupa gabungan dua abjad morse “ND” (nuclear disarmament). Simbol-simbol itu di tahun 1970-an sering dipakai bandul kalung kaum muda.

Tombak Pataka Cakrawala Mandala dirancang oleh Ferry F Mangkoeredjo, dan ditempa serta diselesaikan oleh empu asli Madura, Misyanto di besalen Sumenep.

Pameran yang akan diramaikan dengan Kerismart – atau bursa pusaka keris baik kuno maupun keris-keris baru – juga memiliki sebuah maskot keris, yang juga khusus didisain serta dibuat untuk pameran di Bentara Budaya. Juga bertemakan perdamaian dunia, dan ketenteraman jagat. Keris, yang berbentuk unik dan kontemporer ini didisain oleh seniman perupa, Toni Junus KanjengGung. Keris yang berkelok, namun ujungnya berupa kepala wayang bermahkota dari Batara Kresna ini terinspirasi motif pada relief candi, Wisnu Garudeya. Pusaka ini dinamai Tirta Amerta, yang bermakna “air suci keabadian”. Pameran yang digelar di Bentara Budaya Jakarta kali ini juga ditandai dengan peluncuran 4 (empat) buku tentang keris yang terbit dalam dua tahun terakhir, dalam upaya meningkatkan literasi tentang budaya keris. Buku yang diluncurkan, adalah buku Bunga Rampai Keris yang ditulis oleh sejumlah penulis keris masa kini, berisi gambar keris yang dipamerkan, setebal 340 halaman. Ada juga buku Melacak Jejak Keris Pasundan, serta buku Sajak-sajak Keris, serta buku Penguasa Indramayu Abad ke-17 Wiralodra. (*)

What do you think?

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

    Luncurkan Aplikasi iDebku, OJK Permudah Layanan Informasi Debitur

    Partisipasi KADIN DIY Dalam Forum B20