Yogyakarta – Berbagai cara dalam menyampaikan protes akibat PPKM yang dilakukan karena sangat berdampak kepada masyarakat.
Namun kali ini berbeda dengan protes lainnya yaitu dengan melepaskan hewan-hewan satwa yang ada di kebun binatang.
Salah satu objek wisata di Kabupaten Sleman yaitu Jogja Exotarium atau yang dikenal sebagai kebun binatang mini atau mini zoo, melepaskan satwa-satwanya untuk mencari makan sendiri.
Owner Jogja Exotarium Akbar Taruna mengatakan sebagai simbol protes pihak Jogja Exotarium pihaknya melepaskan satwa-satwa yang dimiliki dari kandangnya. Tujuannya agar satwa-satwa itu bisa bertahan hidup dengan mencari makan sendiri. Dilansir dari Jogja.suara.com
“Jadi ini menjadi simbol protes kami kepada pemerintah karena adanya perpanjangan PPKM sebab kami sudah bertahan setahun dalam pandemi corona ini,” kata Akbar kepada awak media, Rabu (4/8/2021).
Akbar menuturkan bahwa pelepasan sejumlah satwa itu bukan berarti dilepas ke alam bebas namun masih berada di kawasana milik Jogja Exotarium yang tetap diawasi petugas.
“Perlu kami garis bawahi, ini tetep dalam pengawasan kami karena nanti kalau sore otomatis kembali ke kandang masing-masing. Tetap dalam pengawasan supaya tidak ada terjadi pertengkaran atau crash antara hewan satu dengan hewan lainnya,” tuturnya.
Pihaknya memiliki lebih kurang 350 hewan di Jogja Exotarium. Dari jumlah total tersebut tidak semua dilepaskan dari kandang melainkan hanya sebagian saja.
Pelepasan hewan-hewan tersebut sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang memperpanjang PPKM. Sebelum Penerapat PPKM darurat awal Juli lalu pihaknya masih menerima pengunjung
Semenjak PPKM diterapkan pengunjung pun ikut berhenti, padahal hewan-hewan tersebut seringkali diberi makan oleh pengunjunga
“Biasanya satwa kami itu kan dikasih makan pengunjung, karena kan mini zoo ini satwanya jinak dan bisa berinteraksi. Tapi karena PPKM tidak ada pengunjung otomatis mereka makannya tidak ada. Sehingga hari ini kita coba mereka dilepas di alam ini supaya mencari makan sendiri,” ujarnya.
Tidak semua hewan itu dilepas dari kandang untuk sementara waktu mencari makan, terlebih satwa-satwa reptil yang akan tetap kesulitan mencari mangsa.
“Mungkin kayak kuda, kambing, kelinci, itu bisa nyari makan sendiri. Kalau hewan reptil sekadar berjemur,” imbuhnya.
“Kami tidak akan protes dalam bentuk anarkis kami tidak protes dalam bentuk melecehkan siapapun, tapi kita akan protes dengan cara kita sendiri yaitu dengan cara melepaskan perwakilan satwa kami yang totalnya 350 sebagian dari divisi mereka, ada dari kuda, reptil, musang, kambing, kelinci, ayam kita lepaskan di alam terbuka yang ada di kawasan mini zoo ini,” tegasnya.
Jika memang nantinya PPKM masih akan diperpanjang kembali, Akbar menyatakan bukan tidak mungkin akan ada aksi-aksi protes selanjutnya. Bahkan dengan melibatkan lebih banyak hewan lagi yang masih berada di kandang.
“Terpaksanya nanti ternyata ini tetep diperpanjang terus sampai kami betul-betul tidak ada bantuan donasi berkurang, kita akan membuat aksi yang lebih besar lagi. Ini kan hanya perwakilan, nanti akan kota buat aksi yang lebih besar dengan datangkan kambing, sapi, satwa yang masih di kandang akan dicoba dikeluarkan,” lanjutnya.
Namun Akbar menegaskan bahwa aksi protes itu hanya aksi damai saja yang menuntut agar PPKM tidak lagi diperpanjang. Sebab dampak perpanjangan PPKM tidak hanya kepada pengelola saja tetap juga para satwa yang ada.
“Dampaknya tidak hanya ke manusianya tapi juga ke satwa-satwa kami yang ada di tempat ini. Kalau karyawan itu tanggungjawab manajemen tapi kalau satwa ini kan bisa siapapun yang peduli atau cinta satwa itu punya hak untuk membantu satwa-satwa yang ada di tempat kami ini,” tandasnya. (girbok/jogja.suara.com)
GIPHY App Key not set. Please check settings