pinggirtembok.com | Kata Kembang Durian sudah tidak asing lagi bagi masyarakat asli Depok dan sekitarnya Pasalnya kembang Durian adalah salah satu sayuran yang sering diolah oleh masyarakat asli Depok.
Jika di daerah lain biasanya kembang Durian ini dianggap sampah dan dibuang. Namun tidak begitu di kota yang terkenal , masyarakat aslinya malah mengolahnya menjadi salah satu sayuran favorit yang mengisi meja makan mereka.
Dahulu, saat kota Depok masih belum banyak penduduknya memiliki pekarangan yang luas dan ditanami dengan berbagai macam pohon buah buahan, Seperti pohon buah rambutan, buah nangka, buah alpukat dan salah satunya pohon buah durian.
Sebelum pohon durian berbuah biasanya bermunculan banyak bunga yang akan berubah menjadi bakal buah. Seperti bunga sempurna lainnya, kembang durian juga memiliki benang sari, putik, dan mahkota bunga. Bagian bunga yang biasa dipilih untuk dimasak adalah bagian putik dan sedikit bagian mahkota bunganya.
Sebelum dimasak bagian putiknya harus dibersihkan dahulu dari serbuk sarinya, karena jika tidak dipisahkan dari serbuk sarinya, maka putiknya akan berlendir dan tidak enak jika diolah menjadi masakan. Setelah itu barulah putik kembang durian dicuci dengan air mengalir. Biasanya kembang durian diolah dengan cara ditumis ataupun dimasak bersama santan.
Salah satu contoh resep olahan kembang durian yang bisa pembaca coba masak dirumah adalah tumis kembang durian. Bumbu yang harus dipersiapkan bawang merah, bawang putih, cabe rawit dan cabe keriting. Potong tipis bumbu dapur yang sudah dipersiapkan, kemudian tumis dengan sedikit minyak goreng
Setelah bumbu dapur yang ditumis berbau wangi, kemudian masukkan kembang Durian yang sudah dicuci. Tumis kembang Durian bersama bumbu tersebut hingga layu dan matang.Jangan lupa tambahkan garam secukupnya dan penyedap ya, biar rasanya semakin mantap.
Tekstur dari kembang durian ketika sudah matang dan dimakan terasa kenyal seperti jamur tiram. Itulah mengapa orang-orang suka mengolahnya menjadi salah satu sayuran yang melengkapi piring nasi mereka.
Hal yang menarik lagi dari kembang durian yang sudah semakin langka ini adalah cara mengambilnya yang ditengah pagi buta setelah sholat subuh.
Biasanya masyarakat asli depok dulunya harus memungutnya saat dini hari sekitar jam dua pagi. Hal ini karena mereka harus berebut dengan tetangga disekitarnya. Walaupun kembang Durian ini jatuh dari pohon di halaman pekarangan mereka sendiri, tapi mereka tidak bisa mengkatagorikan hal itu sebagai pencurian. Pada saat itu belum ada peraturan yang ketat seperti sekarang. Masih jarang orang yang memagari halaman pekarangan tanah mereka, sehingga orang bebas dan boleh memungut kembang durian itu selagi masih ada dan tercecer disekitarnya.
Sampai sekarang pun, kembang Durian ini ada dan terjual di pasar. Harganya lumayan mahal kurang lebih Rp 30.000/ Kg jika dibandingkan dengan dahulu saat mereka bisa gratis memungutnya.
Namun saat ini pohon durian di kota ini sudah semakin langka, karena sudah terdesak dengan komplek perumahan dan pertokoan yang membuat pohon durian banyak ditebang. Jika adapun jumlah pohon Durian bisa dihitung jari. (RA17)
GIPHY App Key not set. Please check settings