in

Belajar Dari Covid -19 Tentang “Perspektif Peran Orangtua Dalam Pendidikan Anak”

Pendidikan dan Covid19. (Foto/kompas.com)

Kasus Covid belum ada tren menurun, namun angka kesembuhan cenderung terus naik. 

Hingga kini belum ada tanda-tanda kapan pendemi ini segera berakhir. Dibalik musibah pendemi ini, tersirat hal yang positif dimana Covid-19 mengajarkan kita untuk menjalankan pola hidup sehat seperti mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga jarak. 

Anjuran cuci tangan dan senantiasa menjaga pola hidup yang bersih sudah seharusnya dilakukan namun gegara covid-19 maka gaung hidup sehat dan bersih seolah menjadi tren tersendiri.

Selain itu, pola kerja pun ikutan berubah, semula kerja harus ke kantor, kini kerja harus dilakukan di rumah. 

Memang ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dari rumah. Dengan berbagaikondisi dan pertimbangan, pekerjaan tersebut hanya bisa dioperasionalkan dengan bekerja di tempat seperti yang berlaku pada 11 sektor usaha yang dizinkan untuk tetap beroperasi. Selain itu, jenis usaha di luar 11 sektor diminta untuk dapat mengurangi operasional di kantor dan para pekerja dapat bekerja di rumah.

Tidak hanya sector industry dan kerja yang kena imbasnya, sektor pendidikan juga terkena dampaknya. Semua sekolah, kampus dan lingkungan pendidikan yang mengadopsi belajar darirumah. Dimana semulapendemi, para siswa/mahasiswa dapat belajar di kelas atau di kampus. Kini kegiatan belajar dan mengajar harus melalui online atau daring. Mulai dari level TK hingga Universitas, semua memberlakukan pembelajaran online maka kita harus siap dengan pola perubahan model pembelajaran dan pengajarannya. 

Dengan adanya perubahan model dan pola pembelajaran, ada beberapa hal dimana kita belajar dari covid-19 mengenai perspektif peran orang tua dalam pendidikan anaknya.

Pertama, peran guru atau dosen tidak gaptek (gagap teknologi) atau dapat disebut kurang menguasai teknologi. Ditengah pendemi ini maka para guru atau dosen dituntut untuk tetap kreatif serta produktif walaupun belajar secara online/daring. Hal yang mempengaruhi tentunya ketersediaan jaringan yang dapat membantu kebutuhan dan penunjang kegiatan dan peran guru atau dosen.

Kedua, fasilitas pendukung baik oleh sekolah, universitas dan juga oleh murid/mahasiswa serta guru/dosen. 

Fasilitas apa yang dimaksud? Beberapa fasilitas yang diperlukan pertama akses atau wadah belajar online.

Di lingkungan kampus ada model pembelajaran yang menggunakan E-Learning. Dimana basis belajar berpindah ke model Electronic Learning atau model pembelajaran lainnya. Fasilitas lainnya adalah teknologi yang dapat berupa seperti teknologi komunikasi dua arah. Beberapa teknologi yang naik daun di tengah pendemi yaitu aplikasi zoom, google class room, google meet dan aplikasi lainnya.

Ketiga adalah kebutuhan akan kuota internet dan telepon pintar. Tidak sedikit murid atau mahasiswa yang tidak sanggup membeli atau tidak memiliki telepon pintar untuk mendukung proses belajar dan mengajar. 
Dengan segala keterbatasan, guru atau dosen harus melek teknologi serta tidak boleh gaptek untuk mendukung proses belajar dan mengajar yang maksimal. Untuk bagian ini, tidak sedikit orang tua yang menjerit mengenai kebutuhan kuota internet yang meningkat dan juga kebutuhan ponsel pintar agar dapat mendukung kegiatan belajar dan mengajar di rumah. Tidak sedikit orang tua yang kurang beruntung dan tidak memiliki ponsel pintar sehingga harus putar otak untuk dapat memberikan ponsel pintar ke anaknya.

Keempat, tidak hanya guru atau dosen yang harus tetap mengajar atau mendidik, namun peran orang tua juga sangat penting. Covid-19 mengajarkan orang tua, wali murid peserta didik untuk melihat bagaimana peran guru atau dosen dalam melakukan belajar dan mengajar. Tidak sedikit orang tua yang dibuat tambah pusing bahkan stress dengan terus mendampingi anaknya belajar secara online. 

Belum lagi karakteristik anak yang jika belajar di ruangan dan ada guru atau dosen kini orang tua merasakan secara langsung. Peran orang tua yang awalnya tidak perlu repot dan pusing memikirkannya. Kini harus mendampingi anak untuk belajar online.

Belum lagi jika ada pertanyaan atau tugas yang tidak dipahami bahkan sudah dijelaskan oleh guru/dosen. Mau tidak mau peran orang tua sangat penting. 

Dengan adanya covid-19 memaksa orang tua turut hadi dan ikut belajar bagaimana peran guru atau dosen dalam melakukan dan menjalankan tugasnya. 

Mereka secara langsung atau tidak langsung benar-benar ikut merasakan bagaimana mengajar dan mendidik anaknya waktu di kelas.

Lain halnya jika karakteristik anaknya memang siap dengan belajar secara mandiri.Setiap peserta didik, murid atau dosen memiliki fungsi dan peran masing-masing. 

Saat belajar di kelas walaupun ada guruatau dosen dan memberikan penjelasan dan menerangkan materi pembelajaran terkadang belum tentu mereka paham dan mengerti terhadap materi yang diajarkan.

Apalagi dengan pola dan model belajar ditengah pendemi seperti ini, kekhawatiran tenaga pengajar, guru atau dosen terhadap murid atau mahasiswanya tidak bisa mengerti dan paham akan apa yang diajarkan. Inilah peran orang tua sangat diperlukan, dimana harus mendampingi dan menjadi guru langsung untuk anaknya sendiri.

Sehingga tujuan pembelajaran walaupun melalui online/daring dapat tercapai.Kelima, belum lagi orang tua yang bekerja dari rumah dan memiliki tenggat waktu/target dan deadline pekerjaan yang harus diselesaikan. Mau tidak mau, orang tua harus membagi waktu antara menyelesaikan pekerjaan dan mendampingi anak belajar dirumah. 

Tidak sedikit orang tua yang juga dalam tekanan pekerjaan harus ikut serta mendampingi anaknya belajar di rumah.

Sebagaian orang tua yang dapat mengelola tingkat stress masih dapat mengatasinya. Namun tidak sedikit orang tua yang menjadikan anak belajar online di rumah menambah tingkat stress pekerjaan orang tua.

Keberadaan guru yang tidak berada dalam satu tempat dengan peserta didik menjadikan pola belajar yang harus disiasati dengan bijak dan baik oleh para orang tua.

Keenam, adanya peran dari kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai pemangku kebijakan.

Lalu kebijakan apa yang diperlukan? Untuk pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat mengkaji bagaimana model dan pola pendidikan untuk mendukung proses belajar dan mengajar secara online. 

Standarisasi yang dibutuhkan bagaimana sehingga proses belajar dan mengajar dapat terpenuhi. Bantuan fasilitas seperti kuota internet, banyak keluarga yang mengeluhkan kuota internet yang meningkat sehingga kebutuhan internet dan konsumsinya meningkat. 

Kebijakan lainnya adalah tarif listrik, dikarenakan akan lebih banyak yang bekerja di rumah dan belajar di rumah, maka kebutuhan listrik rumah tangga akan semakin meningkat. Bantuan gawai/telepon pintar atau lainnya yang dapat diberikan kepada peserta didik/murid yang kurang mampu sehingga mereka dapat mengejar pembelajarannya. 

Sementara untuk kebijakan daerah dapat memberikan bantuan dan/atau kemudahan fasilitas belajar dan mendukung serta memberikan bantuan yang tepat sasaran. Alokasi anggaran untuk kebutuhan pembelajaran selama bekerja di rumah dan belajar di rumah.

Seperti yang kita ketahui, dampak lain dari Covid-19 dari sector kerja yaitu timbulnya gelombang PHK dan/atau banyaknya pekerja yang dirumahkan. Sehingga otomatis pendapatannya akan hilang. 

Bagi mereka yang tidak memiliki penghasilan tentu akan mempengaruhi ekonomi keluarga. Belum lagi harus tetap memberikan pendidikan kepada keluarganya. Hal ini yang perlu digaris bawahi oleh pemangku kebijakan untuk seharusnya bagaimana bertindak dan memberikan dampak positif kepada masyarakat yang membutuhkan. 

Dapat disimpulkan kita banyak belajar dari Covid-19 mengenai bagaimana perspektif peran orang tua dalam pendidikan. Dalam hal ini point penting adalah bagaimana peran orang tua dalam mendampingi anaknya belajar secara langsung dengan lokasi guru/dosen yang tidak berada di satu tempat. 

Di sisi lain dari pendemi ini memberikan pengalaman kepada para orang tua untuk benar-benar memberikan dukungan kepada anaknya sehingga anak dapat menguasai materi yang diberikan oleh guru/dosen. 
Seyogyanya sebagai orang tua juga harus melek akan teknologi sehingga kebutuhan belajar anak dapat diketahui dan dikuasai. Disinilah menjadi bagian yang tidak terpisahkan peran orang tua dalam pendidikan anaknya.

Penulis

Rahman Faisal, S.S., M.M.
Dosen Fakultas Ekonomi – Universitas Pamulang dan Pengamat Pendidikan

What do you think?

100 Points
Upvote Downvote

Written by GirBok

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Hiasan Lampu Bermotif Batik Kupu-kupu Dari Pipa Paralon

Olahan Kembang Duren (Karuk) Yang Menggugah Selera Makan