Transaksi Digital Jadi Tren Ditengah Pandemi

pinggirtembok.comb | Dalam upaya mendukung adaptasi dan transformasi mekanisme perdagangan saat ini, Pemerintah terus meningkatkan digitalisasi pasar dan transaksi.

Salah satu upaya yang dilakukan mensosialisasi dan mengimbau stakeholder agar memanfaatkan Quick response code Indonesian Standard (QRIS) secara optimal.

“Pandemi ini memberikan pesan pada kita agar kita bertransformasi makin digitalized. Penggunaan QRIS secara optimal adalah salah satu langkah konkret dalam digitalisasi pembayaran sehingga lebih aman secara kesehatan dan lebih cepat dan praktis dari segi teknis transaksi,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam keterangannya, Selasa (10/8/2021).

Sosialisasi mengenai penggunaan QRIS harus dilakukan karena dapat menguntungkan para pedagan dan pelaku usaha yang mengurangi kerepotan dan kerumitan pada proses transaksi tunai

Masyarakat Indonesia saat ini yang sudah terbiasa punya kultur transaksi tunai harus disosialisasi agar bisa beralih pada digitalisasi transaksi meskipun upaya-upaya yang dilakukan cukup intensif.

“Kultur itu harus diubah sedikit demi sedikit karena ke depan memang arahnya akan terdigitalisasi semua. Bahkan untuk daerah perkotaan, belum semua menggunakan transaksi secara digital secara optimal. Jadi sudah menjadi tugas bersama untuk terus mendidik masyarakat,” ujarnya.

Di tengah pandemi saat ini penggunaan QRIS dapat membantu proses belanja apalagi di berbagai pembatasan aktifitas sosial.

“Jadi para tenant tinggal pasang QRIS saja. Kirim barcode QRIS ke jaringan whatsapp dan yang lain. Jadi customer pesan dan bayar langsung tanpa harus ke mall, lewat jaringan online saja. Dengan begitu dampak pandemi dalam penjualan bisa ditekan,” tuturnya.

Dengan penggunaan digitalisasi transaksi selain menguntungkan masyarakat dan pelaku usaha juga dapat menguntungkan negara. Ini akan membantu Bank Indonesia dalan menekan biaya pencetakan uang baru dan berbagai mekanisme di bank

Pada tahun 2015, biaya cetak uang rupiah mencapai Rp. 3.5Trilliun, karena itulah Bank Indonesia terus meyosialisasikan agar masyarakat dapat merawat uang mereka dengan baik.(girbok/okezone)