Yogyakarta | 1500 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dilaporkan memasuki kota Yogyakarta pagi ini, Sabtu (5/3)
Ribuan personel yang terdiri dari Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 403/Wirasada Pratista (WP), Para Raiders, Kompi Kavaleri (Kikav) Panser 2/Jayeng Rata Toh Raga (JRTR) hingga Kesehatan dikerahkan dalam rangka mengikuti latihan tempur kota (latpurkota) yang digelar oleh Korem 072/Pamungkas
“Jadi, ini adalah latihan gabungan, kita latih semuanya, tidak hanya Yonif Mekanis, tapi ada Hub, Raiders, Kavaleri dan Kesehatan,” ungkap Komandan Korem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Afianto usai apel pasukan Latpurkota, Sabtu (5/3/2022) di halaman Jogja Expo Centre (JEC).
Latpurkota ini dimulai sejak pukul 04.00-08.00 WIB di wilayah Kalurahan Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Para prajurit melakukan simulasi untuk melepaskan sandera di Gedung DPRD Kota Yogyakarta, simulasi adu tembak dengan para sniper, hingga menjinakkan bom.
“Pelatihan ini terus dilakukan. Biasanya kami lakukan di tingkat individu, batalyon, tapi kali ini di tingkat gabungan ya semuanya ikut,” paparnya.
Setelah menyelesaikan latihan, prajurit segera menuju halaman JEC untuk menerima evaluasi oleh pimpinan. Afianto mengatakan, pelatihan ini menjadi salah satu cara dalam meningkatkan kemampuran para personel negara dalam menghadapi ancaman negara sehingga pasukan harus tetap waspada dan siap siaga apabila sewakut-waktu ancaman itu datang
“Ingat, stabilitas, bukan keamanan saja, tapi juga stabilitas ideologi, politik dan ekonomi. Kami ingin di DI Yogyakarta ini stabil. Masyarakat aman, nyaman dan tentram, semua berjalan lancar, termasuk kesehatan dan ekonomi,” tambah Afianto.
Pihaknya juga mengeluarkan alat utama sistem senjata TNI seperti tank, kendaraan taktis hingga meriam dalam skenario penumpasan teroris. Sesuai dengan sumpah, anggota TNI harus setia kepada Pancasila, sehingga pihaknya melatih para personel dalam mengatasi radikalisme yang memaksakan kehendak
“Kami paham, beragama harus sesuai keyakinan masing-masing, tapi kami juga memiliki Pancasila, yang berarti ada ideologi negara, tidak bisa memaksakan kehendak sendiri,” ungkapnya.
Afianto berjanji, apabila radikalisme muncul di DIY, maka pihaknya siap untuk mengatasi dan memeranginya.
Usai apel, alutsista yang dikerahkan untuk ditonton oleh masyarakat dan mempersilakan masyarakat untuk naik tank, mencoba dan melihatnya.
Afianto mengatakan, TNI selalu ada untuk rakyat, sehingga masyarakat tidak dilarang untuk mengenal lebih dekat alat tempur apa saja yang dimiliki TNI.
Tidak lupa, Brigjen Afianto juga meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu dan kaget dengan kegiatan latpurkota. Pihaknya berusaha untuk mengumumkan kegiatan sejak jauh-jauh hari agar masyarakat tidak kaget apabila ada suara tembakan atau melihat tank di jalan. (girbok/*)
GIPHY App Key not set. Please check settings