Jakarta | Imbas dari konflik Rusia dan Ukraina, perusahaan pengimpor gandum di Indonesia pun mencari alternatif pasokan impor gandum lainnya. Hal ini dikarenakan impor biji gandum dari Ukraina tertinggi dibandingkan negara lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS), impor biji gandum dan meslin dari Ukraina lebih tinggi dibandingkan negara lain. Impor biji gandum dan meslin dari Ukraina tercatat 2,96 juta ton pada 2020. Diikuti dari Argentina sebesar 2,63 juta ton dan Kanada 2,33 juta ton. Kemudian dari Amerika Serikat sebesar 1,27 juta ton.
Masa panen dari Ukraina yang terjadi pada bulan Agustus, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Fransiscus Welirang mengatakan belum terdampak terhadap pasokan gandum.
“Tidak ada dampak dari Ukraina. Panen pada Agustus jadi pengapalan dari Ukraina pada Februari, Maret, April, Juni itu tidak ada,” ujar dia, Sabtu (26/2/2022), dilansir dari liputan6.com
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini menuturkan, produsen tepung terigu juga mencari alternatif pasokan gandum selain Ukraina. Ia menuturkan, pasokan gandum dari India bahkan sudah masuk ke Indonesia. “(Ada dari-red) India, Pakistan, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Brazil, Argentina,” ujar dia.
Oleh karena itu, Fransiscus mengatakan, efek konflik Rusia-Ukraina belum terlalu berdampak seiring industri juga sudah melihat cukup kebutuhan ke depan. “Belum dengar dari anggota kami mengeluh,” kata dia.
Adapun terkait dampak terhadap kenaikan harga, ia menuturkan, kenaikan harga produk sudah terjadi sejak tahun lalu sekitar 30 persen. Hal ini seiring kenaikan harga komoditas. “Harga dari tahun lalu sudah naik,” ujar dia. (girbok/*)
Sumber liputan6.com
GIPHY App Key not set. Please check settings