in

Harga Gandum Naik 5 Persen, Tertinggi Sejak 2008

Jakarta | Akibat serangan Rusia ke Ukraina, harga gandum di pasar internasional melesat naik. Hal ini dikarenakan produksi gandum di kedua negara itu sekitar 14 persen dari total produksi global

Pada Selasa (1/3) harga gandum naik hingga 5,35 persen, level tertinggi sejak 2008. Kenaikan ini menyebabkan biaya produksi pangan berbahan dasar gandum juga ikut naik.

Perusahaan analisis data pertanian Gro Intelligence mencatat Ukraina dan Rusia memasok 29 persen dari total ekspor gandum global. Rusia sendiri merupakan eksportir gandum terbesar dunia sedangkan Ukraina masih ke daftar 5 eksportir terbesar bersama Mesir, Turki, dan Bangladesh.

SVP Agribisnis Gro Intelligence Jim Heneghan mengungkapkan aksi Rusia menimbulkan gangguan logistik, terutama di pelabuhan Ukraina. Hal ini memperketat pasokan gandum global yang memicu kenaikan harga.

“Pelabuhan-pelabuhan di Ukraina tutup untuk lalu lintas komersial,” ujarnya seperti dikutip CNN Business, Selasa (1/3).

Departemen Pertanian AS melaporkan, produksi gandum Ukraina siap mencetak rekor tahunan sebelum invasi Rusia. Dengan kenaikan harga gandum, tekanan terhadap harga pangan semakin besar mengingat rantai pasok masih berusaha pulih dari pandemi.

“Bergantung pada berapa lama (perang) ini berlangsung, petani gandum (di Ukraina) mungkin tidak bisa menanam gandum musim semi, jagung, dan lainnya. Artinya, mereka mungkin tidak akan panen sepanjang tahun,” ujar CEO Asosiasi Juru Roti Amerika Robb MacKie.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi memperkirakan kenaikan harga gandum bakal mengerek sejumlah harga pangan mulai dari mie instan, mie ayam, dan roti-rotian.

“Kalau kita makan mie instan atau mie ayam itu sebentar lagi naik harganya karena kita sangat bergantung pada impor gandum dari Ukraina,” ujar Tulus pada acara webinar yang diselenggarakan Indonesia Consumer Club (ICC) yang bertajuk Harga Minyak Yang Digoreng Langka, Selasa kemarin.

Tulus mengatakan impor gandum dari Ukraina mencapai 1,6 juta ton per tahun lantaran Indonesia sendiri tidak punya tanaman gandum.

Kondisi ini , sambung Tulus, perlu menjadi perhatian mengingat Ramadan sudah di depan mata. Selain itu, masyarakat juga masih menghadapi kenaikan harga sejumlah bahan pangan seperti kedelai, minyak goreng, dan daging sapi. (girbok/cnn)

What do you think?

100 Points
Upvote Downvote

Written by GirBok

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Tambak Milenial Situobondo Berhasil Budidayakan Udang Vaname Gunakan Teknologi MSG

Akhirnya, Pencairan JHT Dikembalikan Ke Aturan Lama