Jakarta | Minyak atsiri adalah salah satu bahan dasar utama membuat aromaterapi kini hadir melengkapi kebutuhan relaksasi masyarakat dunia. Sebagai negara yang menempati peringkat keenam eksportir minyak atsiri terbesar dunia (setelah India, Amerika Serikat, Perancis, Tiongkok dan Brazil), Indonesia memiliki keragaman produk minyak atsiri.
Sebagian orang biasanya mendengarkan musik relaksasi dan wewangian dari minyak aromaterapi. Aromaterapi ini dipercaya menjadi salah satu metode alami untuk meminimalisir gangguan tidur, kondisi stres, depresi, dan gangguan imunitas.
Jenis minyak atsiri yang banyak diekspor adalah minyak atsiri berbasis rempah (dari serai, pala, kayu manis, jahe kapulaga, adas, dan cendana) dengan porsi 58,7%, diikuti oleh air distilasi dari essential oil 22,4%, minyak atsiri dari citrus 13,2% dan minyak atsiri dari mint 5,6%. Jenis-jenis minyak atsiri tersebut umumnya digunakan sebagai bahan baku industri, antara lain sebagai bahan perasa dan penguat aroma, parfum, produk rumah tangga dan produk farmasi.
Dalam lima tahun terakhir (2016-2020) nilai ekspor minyak atsiri Indonesia cenderung mengalami peningkatan.
“Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata tahunan majemuk atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) ekspor minyak atsiri Indonesia ke lima negara tujuan utama berada pada tren positif, kecuali ke Singapura,” jelas Direktur Pelaksana yang membidangi Indonesia Eximbank Institute (IEB Institute) Agus Windiarto, Jumat (6/8/2021).
Ia mengungkapkan nilai ekspor minyak atsiri mencapai US$ 83.9 juta hingga April 2021.
Berdasarkan kajian oleh IEB Institute, CAGR nilai ekspor Indonesia selama periode 2016-2020 ke lima negara tujuan utama menunjukkan tren meningkat, antara lain, ke India naik 10,73% per tahun, ke Amerika Serikat naik 4,79% per tahun, ke Prancis naik 2,38% per tahun dan ke China naik 5,72% per tahun.
Indonesia memiliki 189 eksportir minyak atsiri pada tahun 2020 dengan total nilai ekspor US$ 215.81 Juta.
Provinsi penyumbang ekspor minyak atsiri terbesar dari Jawa Barat dengan nilai sebesar US$ 68,92 juta (setara 31,9% total ekspor minyak atsiri Indonesia), Jawa Tengah sebesar US$ 36,61 juta (17,0%) dan Sumatera Utara sebesar US$ 33,24 juta (15,4%).
Dari segi sebaran eksportir, DKI Jakarta memiliki eksportir produk minyak atsiri paling banyak di Indonesia dengan 48 eksportir di 2020, diikuti oleh Jawa Barat (29 eksportir) dan Jawa Timur (24 eksportir).
Fakta pada tahun 2020 minat masyarakat terhadap produk minyak atsiri secara global menunjukkan peningkatan cukup tinggi, khususnya di Eropa seperti: Prancis, Polandia, Irlandia, Belgia, Spanyol dan Belanda.
Kami selalu berupaya mendukung agar semakin banyak pelaku usaha minyak atsiri yang dapat menembus pasar ekspor dan perluasan pasar ekspor minyak atsiri. Meskipun tidak dapat langsung mengatasi COVID-19, namun aromaterapi dipercaya bermanfaat sebagai antiviral, antibakterial dan membantu meningkatkan imunitas tubuh.
Momentum ini diharapkan agar meningkatkan ekspornya ke negara tujuan bagi para eksportir sehingga minyak atsiri Indonesia semakin mendunia.
Artikel ini telah tayang di https://finance.detik.com/ dengan judul “Top! Minyak Atsiri Asal RI Mendunia ke AS Sampai India” , https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5672795/top-minyak-atsiri-asal-ri-mendunia-ke-as-sampai-india/2
GIPHY App Key not set. Please check settings