Muntilan | Talas Beneng adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang sedang gencar-gencarnya dikembangkan masyarakat. Memiliki nama latin Xanthosoma undipes yang merupakan salah satu kekayaan sumberdaya nabati lokal Indonesia.
Talas dengan ukuran raksasa ini awalnya berupa tanaman liar yang dimanfaatkan masyarakat jaman dahulu sebagai pangan alternatif ketika masa paceklik tiba.
Dalam budidaya talas beneng ini, Yayasan Al Umar Tirtosudarmo yang terletak di Jl. Tambakan, Tambakan, Sedayu, Kec. Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56412, ikut turut andil untuk mensukseskan dan mendukung kegiatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah di Jawa Tengah dalam pengembangan potensi ekspor tanaman pangan.

Ketua Umum Yayasan Al Umar, Bapak Haji Kodrat Sudarmo, mengungkapkan tengah menyusun konsep pengembangkan Budidaya agrobisnis dengan bekerjasama Bersama FKPP (Forum Komunikasi Pondok Pesantren) daerah Magelang.
Penanaman bibit Talas Beneng dan pemeliharaan kebun melibatkan Pondok Pesantren di wilayah Magelang – jawa Tengah. “Untuk tahap awal ini kami bekerjasa sama dengan 10 pondok pesantren di lingkungan kami”, ujar Gus Arwani, ditemani oleh Mas Agus Priyanto, mewakili FKPP.
Ia menjelaskan, total lahan budidaya talas beneng ini baru mencapai 1 ha, dimana target idealnya minimal mencapai 5 ha.

Yayasan Al Umar dibawah Divisi Usaha berperan untuk menyiapkan fasilitas pabrik perajangan dan melakukan proses pengeringan daun yang telah dipanen.
“Kami membangun fasilitas pabrik perajangan dan Gudang penyimpanan untuk bahan mentah dan Finish Good. Selain tantangan kelengkapan fasilitas dan efisiensi produksi, faktor cuaca juga menjadi salah satu hal penting dalam kemulusan proses produksi kami”, ujar Bp. Haryanta selaku penanggung jawab operasional pabrik dan logistik sekaligus pimpinan divisi pendidikan Yayasan Al Umar.

Cakra Wiyata selaku Ketua Yayasan Al Umar Tirtosudarmo, menceritakan bahwa budidaya Talas Beneng untuk ekspor ini adalah tindak lanjut dari inisiatif Bp Gunawan yang bernaung dibawah Divisi Usaha.
Selain aktif di Komite Sekolah SDIT Al Umar, beliau juga seorang Praktisi Agribisnis dan juga sebagai salah satu Tenaga Ahli independent yang tergabung didalam team Fakultas Kehutanan UGM.
“Dengan segala keterbatasan, kami juga mendapatkan dukungan CSR dari rekanan pengusaha yang sangat concern terhadap usaha kewirausahaan berbasis sosial dan religi. Seperti halnya Pak Anang dari PT Kosen Seikoo Makmur yang berdomisili di Bekasi. Beliau membantu kegiatan kami ini dan terlibat langsung dari perencanaan sampai eksekusi di lapangan,” ungkap Cakra Wiyata saat diwawancari pada Sabtu, 3 September 2022 di Sekretariat Yayasan Al Umar.
Menurutnya, dengan pengalaman dan keahlian beliau didunia industri sangatlah berarti bagi timnya di kebun dan di pabrik.

Cakra menambahkan, bahwa pihaknya membuka lebar tangan bagi para pengusaha, donator dan praktisi yang ingin bekerjasama dalam mewujudkan kegiatan positif ini. Karena tak hanya manfaat ekonomi yang bisa dipetik, namun akan banyak sekali silaturahmi dan persaudaraan yang terjalin didalamnya.
“Besar harapan kami agar inisiatif kewirausahaan ini dapat memetik hasil positif dalam waktu dekat dan memberi manfaat bagi banyak sekali pihak didalamnya.” tutup Cakra Wiyata mengakhiri obrolan sore bersama pinggirtembok.com. (fdf/girbok)
GIPHY App Key not set. Please check settings