Yogyakarta | Indonesia merupakan negara yang amat kaya akan khasanah seni budaya, bahkan ada beberapa budaya yang dikenal di mancanegara. Kesenian tradisional adalah identitas bangsa yang wajib dilestarikan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, makin banyak masyarakat yang mulai melupakan kesenian dan kebudayaannya sendiri.
Hal tersebut disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pada pemberian penghargaan Apresiasi Seni dan Budaya Tahun 2021 siang tadi (Kamis, 17/09/2021) di Gedhong Pracimasana, Komplek Kepatihan, Yogyakarta. Turut hadir pada acara yang diselenggarakan secara luring dan daring dengan protokol kesehatan, staf ahli Gubernur Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dan kepala OPD terkait.
Lebih lanjut, Sultan menyatakan bahwa kaum milenial sebagai penerus bangsa lebih memilih budaya dan kesenian modern. Kurangnya antusias disertai anggapan ketinggalan zaman menjadi salah satu penyebab melunturnya kebanggaan anak bangsa terhadap kesenian kita yang bersemi dari dalam sendiri.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Laksmi Pratiwi dalam penjelasannya mengatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan ini merupakan salah satu bentuk dukungan dan apresiasi kepada generasi muda penerus bangsa untuk berkebudayaan. Kegiatan ini berdasarkan pada regulasi Peraturan Gubernur DIY Nomor 127 Tahun 2018 tentang pemberian penghargaan dalam rangka pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan.
Pemberian penghargaan ini telah melalui seleksi ketat oleh para pakar di bidangnya secara bertahap/berjenjang baik melalui seleksi tertulis, wawancara maupun praktek seni. Sedangkan dari aspek penilaian dari unsur attitude terbagi dalam integritas, dedikasi dan berbudi. Unsur skill terbagi dalam beberapa poin yaitu cekat, lantip, terampil, trengginas, dan aspek lainnya.
Dari hasil seleksi tersebut terpilihlah 10 nama, yaitu:
1. Nadia Shafiana Rahma, yang menekuni bidang penulisan cerita pendek dan novel. Nadia telah menulis 35 buku novel;
2. Hayati Trisna Widi Utami, yang menekuni bidang seni tari;
3. Edrick Luciano Immanuel, menekuni bidang melukis, kendang, dalang;
4. Syakirina Sheryl Mazzaya, menekuni bidang tari tradisional dan kreasi;
5. Patricia Cindy Andiyanto, menekuni bidang seni lukis, desain digital, seni batik.
Berikutnya adalah,
6. RR Ajeng Andromeda Megananda Cita Mahkota, menekuni bidang menari (tradisional, modern kontemporer), fotografi, videografi;
7. Gendisraya Harmoni, menekuni gamelan dan tari;
8. Haura Aulia Shabira, menekuni bidang tari, menyanyi, karawitan, dongeng & cerkak, baca puisi dan geguritan, akting;
9. Abelia Putri Callista, menekuni bidang tari dan seni suara; dan
10. Niha Khoirunnisa, yang menekuni bidang tari, sastra, musik, tarik suara dan lain-lain.
Di bagian lain di akhir sambutannya Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengharapkan dengan apresiasi ini agar di tahun-tahun mendatang dapat dijaring penggiat seni dalam spektrum yang semakin beragam dan luas. Karena, tandas Sultan, budaya adalah cerminan seluruh totalitas kegiatan manusia yang juga mengekpresikan peradaban bangsa.
Selain itu, apresiasi ini adalah upaya agar budaya kita berkembang maju tanpa tercerabut dari akar budayanya. Sebab jika tidak, bisa jadi budaya kitapun akan terbentur kemandegan oleh mandulnya inovasi dan kreativitas sehingga ditinggalkan oleh generasi mudanya.
Menandai pemberian penghargaan yang berupa piala, piagam dan uang pembinaan, Gubernur DIY berfoto bersama para penerima penghargaan.(krn)
HUMAS DIY.
GIPHY App Key not set. Please check settings