in

Bahas Tiga Topik Penting, Presidensi B20 Indonesia Kumpulkan CEO Perusahaan Global

JAKARTA – Dalam kesempatan ini, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia selaku penyelenggara Presidensi B20 telah mengadakan pertemuan International Advocacy Caucus (IAC) perdana, Kamis (7/4/2022).

IAC sendiri merupakan bagian dari B20 yang terdiri dari sekelompok CEO global terkemuka dan pemimpin bisnis negara-negara G20. Kelompok ini bertujuan memberikan rekomendasi kebijakan sebagai outcome untuk G20 agar ekonomi pulih, lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Selain itu, IAC juga berperan dalam memberikan masukan terhadap bagaimana kebijakan tersebut dapat secara konkret diwujudkan dalam beberapa legacy projects.

Ketua Penyelenggara Presidensi B20, Shinta Kamdani saat membuka forum pertemuan ini mengatakan, dalam membantu membentuk rekomendasi dan warisan kebijakan, IAC akan fokus pada tiga topik prioritas yakni akses layanan kesehatan dan vaksin yang adil, transisi hijau dan tranformasi ekonomi net-zero, dan pemulihan ekonomi yang inklusif.

“Sebagai bagian dari prioritas, kami akan membahas tiga hal dalam pertemuan IAC pertama. Mengenai bagaimana meningkatkan kolaborasi lintas sektor dan negara untuk mencapai transisi hijau, bagaimana memperluas akses perawatan kesehatan primer dan preventif, dan bagaimana meningkatkan inklusi keuangan & digital untuk perempuan serta UMKM,” jelas Shinta, Kamis (7/4/2022)

Dalam membahas topik prioritas tersebut, IAC menghadirkan Tony Blair (Mantan Perdana Menteri Inggris dan Ketua Eksekutif Tony Blair Institute for Global Change), Xin Baoan (Ketua Eksekutif State Grid Corporation), dan Alan Jope (CEO Unilever) untuk memberikan pandangan dan masukan kepada B20 bagaimana Presidensi Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata ke dunia dalam isu-isu tersebut. Pengalaman serta pengetahuan anggota dari IAC menjadi sumber daya yang bernilai bagi B20 guna merumuskan legacy yang tepat dan impactful. IAC beranggotakan CEO dan pemimpin bisnis dari berbagai negara dan kategori industri yang berbeda sehingga dapat membagikan masukan dari sudut pandang yang kaya dan beragam.

Sementara, Ketua KADIN Indonesia Arsjad Rasjid yang juga penanggung jawab Presidensi B20 mengatakan, transisi energi hijau pemerataan akses kesehatan berkualitas dan penguatan kapasitas digital dan finansial bagi UMKM serta perempuan bukan hanya sekadar komitmen, tapi butuh aksi nyata berupa kebijakan yang bisa diimplementasikan.

“Kolaborasi aktif pemerintah, bisnis, masyarakat dan asosiasi bisnis internasional sangatlah penting dalam mewujudkan legacy dari B20, saya juga akan mobilisasi dan menggerakan kalangan bisnis Indonesia juga untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dengan IAC khususnya dalam transfer pengetahuan lintas negara” jelas Arsjad dalam pesan pembuka.

Arsjad melihat, saat ini sangat tergambarkan ketimpangan antara negara maju dan berkembang dalam transisi pemulihan pasca pandemi. Untuk itu, forum ini harus bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa menyelesaikan kesenjangan untuk pulih dari krisis ekonomi, terutama di bidang transisi hijau, kesehatan dan pembiayaan serta adopsi teknologi digital bagi UMKM dan perempuan. 

Forum ini dihadiri beberapa petinggi delegasi negara-negara G20 baik dari pimpinan top perusahaan global, maupun lembaga kemanusiaan di antaranya Anindya Bakrie Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Erol Kiresepi CEO Santa Farma Pharmaceuticals dan President International Organization of Employers serta Roy Gori, President dan CEO Manulife. Hadir juga Emma Marcegaglia CEO Marcegaglia Holding, Geoffroy Roux de Bézieux President of Notus Technology, Gautam Kumra CEO McKinsey & Company, Jon Moore CEO BloombergNEF, Mark Carney UN Special Envoy on Climate Action & Finance, Yousef Al-Benyan CEO SABIC, Bettina Schaller President World Employment Confederation, Maria Fernanda Garza CEO Orestia, M Rifat Hisarciklioglu President The Union of Chamber and Commodity Exchange Turki dan T.V Narendran President Confederation of Indian Industry.

Sebagian anggota IAC memberikan pernyataan dan intervensi dalam pertemuan pertama dengan memberikan masukan pada G20 dan B20 dalam merumuskan kebijakan dan implementasinya. Tony Blair dalam sesi pertama yang mengangkat isu kesehatan global menyampaikan dorongan terhadap pemerintah G20 untuk menyiapkan diri terhadap pandemi masa depan, serta untuk membuat vaksin yang lebih aksesibel. G20 yang adalah negara dengan ekonomi yang sangat berpengaruh perlu mentranslasikan visi sistem kesehatan yang lebih inklusif dan kuat dalam realita.

Sementara, Xin Baoan pada sesi kedua menyampaikan pandangannya dimana transisi energi membutuhkan kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah dan bisnis. Selain itu, Xin juga mendorong B20 dan G20 memperluas kesempatan bagi pelaku usaha untuk kerjasama inovasi, investasi dan pengembangan tekonologi dalam transisi energi. Pada sesi terakhir yang membahas terkait ekonomi inklusif, Alan Jope menekankan pentingnya melibatkan UMKM dan perempuan dalam pemulihan ekonomi global. Alan memberikan ilustrasi bagaimana perempuan dan UMKM mempunyai peran signifikan dalam peningkatan GDP serta lapangan kerja di banyak negara. Apabila G20 meningkatkan partisipasi mereka, maka niscaya akan membawa keuntungan bagi ekonomi, bisnis, pemerintah dan masyarakat umum, menurut Alan.

Sebagai informasi, sebelumnya juga pada 10 Maret 2022, pemimpin dari B20 Indonesia dan KADIN mengadakan pertemuan dengan Tony Blair dalam kapasitas sebagai pendiri Global Health Security Consortium (GSHC) yang disebut “GSHC-B20 Executive Roundtable on Global Health”. Diskusi tersebut membahas bagaimana B20 dan GSHC dapat bekerjasama menghasilkan inisiatif konkrit terkait kesehatan dunia khususnya dalam produksi vaksin, pengembangan obat dan industri life-science, penguatan kapasitas inovasi dan teknologi kesehatan utamanya di negara-negara selatan, termasuk Indonesia. Pertemuan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi IAC dalam mendukung B20 outcomes dan legacies.

Sebagai informasi, pertemuan IAC perdana ini bukanlah yang terakhir dimana B20 akan mengadakan dua pertemuan lainnya sepanjang tahun hingga pelaksanaan Summit di November 2022. Namun, pertemuan ini sangatlah penting untuk membantu fondasi legacy dari B20. (girbok/rls)

What do you think?

100 Points
Upvote Downvote

Written by GirBok

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Kulineran Di Malang? Cobain Ayam Panggang Mbak Sri Ono

Masjid Soko Tunggal, Unik dan Penuh Dengan Makna