in

Rumah Tertua Di Duren Mekar Depok, Warisan Sejarah Betawi Depok

Hajjah Rohasih (ketiga dari kiri) Pemilik Rumah Tua Duren Mekar. (Foto/RA17)

pinggirtembok.com | Di Kota Depok ternyata terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah yang harus dilestarikan. Masyarakat pun harus mengetahui hal-hal seperti ini, khusus bagi pelajar pun dapat sebagai wisata edukasi untuk menambah wawasan sejarah di kotanya sendiri.

Salah satunya Rumah Tertua di Depok yang terletak di Parung Tengah, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, jawa Barat.

Kami pun bertemu dengan pemilik rumah yaitu Ibu Hajjah Rohasih, sapaan Ibu Haji Kuro (65) yang didampingi oleh putrinya Farahdilla bersama Suaminya Wawan Darmawan untuk mencari tau sejarah tentang rumah tertua di Kota Depok ini.

Rumah ini merupakan peninggalan dari almarhum suaminya yaitu H. Abdul Manaf Bin H. Baan yang merupakan putra ke 7 dari H. Baan Bin Kisan. Mengenai kapan berdirinya rumah ini Bu Haji Karo tidak mengetahui secara pasti karena rumah tersebut sudah ada dan tinggal sejak ia menikah dengan almarhum suaminya.

Bu Haji Karo menerangkan kepada pinggirtembok.com, konon ceritanya rumah ini pada jaman penjajahan Belanda digunakan sebagai tempat berlindung para pejuang dengan bersembunyi di kolong rumah dan “dialingin” dengan kedebong pisang. Selain itu almarhum orangtua dan suami Bu Haji Karo merupakan jawara dan guru silat yang karismatik di Duren Mekar.

Suasana malam hari di rumah tua. (Foto/RA17)

Kami pun penasaran dengan rumah tersebut sehingga diberikan kesempatan berkeliling ke sekitar rumah untuk melihat keunikannya. Semua memang serba klasik mulai dari tungku, gentong serta teko yang masih terbuat dari tanah liat. Ketika kami diijinkan masuk kedalam untuk mengetahui isi rumah, masih terdapat barang-barang dari Almarhum H. Abdul Manaf Bin H. Baan lengkap seperti Jas yang sering dipakai almarhum, Al Quran, Tasbih, kopiah, selendang, minyak wangi dan lain-lainnya.

Tau ga? ada keistimewaan tersendiri ketika kami masuk kedalam rumah tersebut, tapi hanya kami yang tau aja yah dan tidak akan menceritakan terlalu banyak, ntar jadi berita misteri, tapi kami sangat beruntung bisa masuk kedalam rumah tua tersebut.

Bergeser sedikit, tak jauh dari rumah tersebut terlihat Lumbung Padi yang masih lengkap dengan alat penumbuk padi. Bu Hajjah Rohasih mengatakan bahwa lumbung padi tersebut merupakan sejarahnya dalam berjuang hidup.

Lumbung Padi sebagai tempat menyimpan hasil taninya yang bersejarah. (Foto/RA17)

“Setiap habis panen jaman dulu (lumbung padi) tempat menyimpan padi hasil pertanian dari sawah karena dilumbung itu setiap hari saya menumbuk padi menjadi beras untuk dimasak ” ungkapnya

Bu Hajjah Rohasih pun berpesan kepada putri satu-satunya, Faradilla untuk jangan pernah membongkar Rumah Tua dan Lumbung Padi ini, karena ini merupakan sejarah hidup dan perjuangannya bersama almarhum suaminya, Abdul Manaf Bin H. Baan. (RA17)

What do you think?

Advocate

Written by GirBok

Pembuat ArtikelYears Of MembershipKamu TerverikasiContent Author

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

    Relawan Sampah Depok Berbagi 60 Yatim Piatu

    KOOD BOMA Berikan Kado Terindah ke Kabupaten Bogor