in ,

Fenomena La Nina, Curah Hujan Tinggi hingga Potensi Bencana Banjir

pinggirtembok.com | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau iklim global di Samudera Pasifik Ekuator yang menunjukkan iklim La-Nina sedang berkembang hingga akhir September. Masyarakat pun diimbau mewaspadai dampaknya.

Supari, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), dalam keterangannya mengingatkan akan ada fenomena La Nina yang dapat berdampak pada anomali cuaca yang berujung pada bencana hidrometeorologi.

“Berdasarkan analisis dari potret data suhu permukaan laut di Pasifik, saat ini La Nina sudah teraktivasi di Pasifik Timur,” ujar Supari sebagaimana dikutip dari siaran pers BNPB, Kamis (1/10/2020).

Iapun menjelaskan, “Kondisi ini dapat memicu frekuensi dan curah hujan wilayah Indonesia pada bulan-bulan ke depan, bahkan hingga April tahun depan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,”

Menyikapi fenomena ini, dia menyampaikan perlunya kewaspadaan terhadap kondisi hujan di atas normal pada sepuluh hari pertama hingga sepuluh hari kedua Oktober. “Beberapa provinsi pun diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober 2020,” ungkap Supari.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, mengatakan, “Dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Bulan Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera. Selanjutnya pada Bulan Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua”.

“Hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang. Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0,5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina. Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0,6°C pada bulan Agustus, dan -0,9°C pada bulan September 2020,” kata Herizal. (FDF)

What do you think?

100 Points
Upvote Downvote

Written by GirBok

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GIPHY App Key not set. Please check settings

UKM Belimbing Dongkrak Jamu Naik Kelas

Sentra Pasar Batik Digital Diresmikan Mendikbud