Gresik | DI Desa Sidoharjo, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kunyit merupakan ikon juga komoditi yang potensial karena hasil yang melimpah.
“Desa Sidoraharjo, memiliki sekitar 15 hektare lahan kunyit dengan kapasitas sekitar 2.700 ton per tahun, sehingga diharapkan bisa menjadi komoditi ekspor agar bisa meningkatkan perekonomian warga desa,” kata Kepala Desa Sidoraharjo, Suwoto, melaporkan kepada Bupati Gresik, terkait melimpahnya hasil pertanian kunyit.
Terkait dengan laporan tersebut, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani memerintahkan Diskoperindag, dan KPPBC TMP B Gresik untuk segera mendampingi desa, demi mewujudkan wilayah Gresik Selatan khususnya wilayah Kecamatan Kedamean sebagai sentra eksportir kunyit kering dan empon-empon.
Kepala Desa Sidoharjo, Suwoto merespon hal tersebut dengan mengundang Kepala Diskoperindag, Kepala KPPBC TMP B Gresik dan Komunitas Gading Emas Kabupaten Gresik sebagai narasumber, dalam sosialisasi prosedur dan praktik Ekspor Kunyit Kering dan Empon-empon di Pendopo Balai Desa Sidoraharjo Selasa (28/9/2021).
Sunik, Kasi promosi dan Perdagangan Luar Negeri Diskoperindak Kabupaten Gresik menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Diskoperindag siap membantu dan membina UMKM Kunyit untuk mewujudkan ekspor kunyit di wilayah Kedamean.
“Ekspor bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan, bahkan sekarang bisa mudah karena kemudahan perizinan yang jauh lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya,” kata dia, dalam sambutan Kegiatan sosialisasi prosedur dan praktik ekspor di hadapan puluhan petani dan UMKM kunyit Desa Sidoraharjo.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Klinik Ekspor Bea Cukai Kabupaten Gresik, Eko Rudi menambahkan, pihak bea cukai beserta Diskoperindag dan komunitas Gading Emas akan memfasilitasi UMKM memulai perizinan, pembuatan katalog produk, mencarikan buyer, memfasilitasi komunikasi dan zoom meeting dengan pihak buyer yang rata-rata 90 persen berasal dari India dan sisanya wilayah eropa.
Dilansir dari infopublik.id, dalam sesi diskusi dan tanya jawab terdapat testimoni dari seorang pelaku UMKM kunyit, Pak Sis yang mengatakan bahwa, sekarang ini UMKM yang ingin ekspor ke luar negeri sangat dipermudah dan dibantu oleh pihak-pihak terkait khususnya Diskoperindag serta bea cukai.
Berkat bantuan dari klinik ekspor bea cukai Gresik dan pihak lainnya, ia mengatakan, saat ini ia sudah memiliki NIB ekspor
“Saya dibantu mulai dari masuk OSS online, mendapatkan NIB sampai dengan mendapatkan modul ekspor,” ujar dia.
Hadir melalui virtual meeting perwakilan Atase Perdagangan KBRI India, Bona yang berkesempatan menyapa para pelaku UMKM kunyit Desa Sidoraharjo. Ia pun siap mendukung dari sisi hilir untuk mencarikan pembeli yang potensial di India
Dari sisi hulu, Diskoperindag dan Bea Cukai Gresik memberdayakan UMKM Desa Sidoharjo.
Harapannya, agar muncul UMKM yang bisa menjadi eksportir baru, sehingga kesejahteraan dan pendapatan para petani kunyit di Desa Sidoraharjo semakin meningkat.
Santi, perwakilan dari Asosiasi Gading Emas menyatakan, bahwa yang terpenting dari itu semua adalah mindset dan mental UMKM agar tetap konsisten dan teruji dalam menyelesaikan dan mengikuti kegiatan ekspor ini.
“Kami dari asosiasi beserta Diskoperindag dan klinik ekspor Bea Cukai Gresik siap mendampingi sampai tuntas,” ungkapnya.
Direncanakan pada Oktober 2021, wilayah Kecamatan Kedamean khususnya Desa Sidoraharjo sudah bisa melakukan ekspor kunyit, baik secara mandiri maupun dikelola oleh BUMDes.
Kegiatan tersebut disambut dengan suka cita oleh para petani dan UMKM Kunyit yang ada di Desa Sidoraharjo, dengan harapan bisa mengangkat ekonomi warga desa yang mayoritas petani kunyit. Untuk saat ini nilai jualnya jauh dari yang diharapkan yang berkisar antara Rp800 – Rp1.000 per kilogram basah.
GIPHY App Key not set. Please check settings