Makassar | Kelangkaan minyak goreng di pasaran sudah dirasakan sejak awal tahun 2022 yang kemudia menyusul peraturan pemerintah terkait Harga Eceran Tertinggi minyak goreng sawit.
Ditengah masyarakat yang sedang kesusahan menghadapi kelangkaan minyak goreng, pria ini malah berhasil meraup omset ratusan juta dengan memanfaatkan minyak jelantah sebagai ladang bisnis.
Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, Andi Hilmi, menjadikan minyak jelantah ini sebagai peluang bisnis, tak tanggung-tanggung omsetnya mencapai Rp.200 juta perbulan.
Berawal dari kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) mengakibatkan para nelayan di Makassar tidak bisa melauit. Lalu, ia manfaatkan minyak goreng bekas pakai ini sebagai bahan baku pengembangan biodiesel.
Ia mencari solusi untuk menggantikan BBM dengan biodiesel dari minyak jelantah dan berusaha mencari pengganti energi terbarukan untuk para nelayan
“Prinsip saya, karya yang kita buat harus sesuai dengan kebutuhan pada saat itu,” katanya, mengutip website Kementerian ESDM dari Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).
Pria berusia 21 tahun ini pun mengikuti organisasi seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk memperluas jaringan, ia pun mengikuti kompetisi di berbagai forum di tingkat nasional dan internasional dan memanfaatkan jaringannya tersebut.
Tak diduga, banyak yang menawarkan berbagai bentuk kerja sama.
Namun, bisnis pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel masih memiliki banyak tantangan, antara lain pada teknologi pengolahan dan proses pengumpulan limbah minyak.
Dalam proses pengumpulan limbah minyak ini, Andi membuat fasilitas check point dan jerigen di tiap RT/RW sebagai bank minyak jelantah
Tak hanya itu, untuk membuat bank minyak jelantah yang ideal, diperlukan biaya tidak sedikit.
Oleh karena itu Andi mengajak perusahaan besar untuk bekerja sama membuat bank minyak jelantah melalui program CSR (Corporate Social Responsibility).
Sampai sekarang, Andi sudah membuat bank sampah di sekitar 20 sekolah. (girbok/*)
GIPHY App Key not set. Please check settings