Pinggirtembok.com | Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam berbangsa dan bernegara. Para Cendikiawan Negeri dilahirkan melalaui pendidikan yang layak dan berkontribursi dalam memajukan Bangsa.
Sejarah mencatat Indonesia lahir dari pemikiran tokoh-tokoh terdidik yang tidak ingin dikuasai oleh penjajah melaui pergerakan mereka dimasa lalu.
Seorang R.A Kartini melalui yang dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita Tanah Air salah satu perjuangannya adalah menuntut agar wanita berhak mendapatkan kesetaraan pendidikan.
Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 31 Ayat 1 memberikan jaminan bahwa setiap warga negara negara berhak mendapatkan pendidikan, yang kemudian diperjelas dalam ayat 2 bahwa setiap warga wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Namun faktanya masih banyak anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka masih harus berjuang untuk mendapatkan pendidikan.
Kita bisa lihat di beberapa pemberitaan nasional cerita anak-anak di pedesaan yang berjuang untuk berangkat sekolah mulai dari melewati jembatan yang rusak, menyeberangi sungai bahkan ada yang harus berjalan puluhan kilometer untuk dapat bersekolah. Mereka melakukan ini tentu dengan tujuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak agar dapat merubah kehidupan mereka kemudian hari.
Situasi pandemi Covid-19 yang saat ini sedang dialami Indonesia dan hampir seluruh Dunia mengakibatkan perjuangan anak-anak Indonesia dalam mendapatkan pendidikan layak menjadi lebih berar lagi.
Sejak pandemi Covid-19 menyebar pemerintah memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring.
Hal ini mengakibatkan banyaknya permasalahan yang dihadapi dilapangan. Untuk anak-anak yang berada di perkotaan hal ini mungkin bisa dijalankan yang memiliki fasilitas pendukung yang memadai seperti telpon pintar, jaringan internet, atau komputer.
Tidak halnya dengan anak-anak yang berada daerah yang tertinggal, terluar, dan terdepan Indonesia menjadi masalah baru buat mereka dalam mengenyam pendidikan. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya mulai dari tidak meratanya akses internet di Indonesai, mahalnya kouta serta tidak adanya fasilitas pendukung pembelajaran seperti telpon pintar atau komputer.
Berbagai situasi tersebut tidak mengurangi rasa keinginan mereka untuk tetap belajar. Banyak cara dilakukan mulai dari ada yang harus pergi ke atas Gunung, ke pinggir laut mencari menara pemancar agar mendapatkan sinyal internet, ada juga yang pergi kekantor desa untuk meminjam komputer dan layanan internet, bahkan ada yang tetap pergi ke sekolah walaupun hanya sendiri dikelas.
Semua mereka lakukan untuk mendapatkan pendidikan yang diyakini mereka akan membawa apa yang mereka cita-citakan.
Penulis : Aerlangga.,S.E.,M.Ak
Universitas pamulang
GIPHY App Key not set. Please check settings